Indonesia Minta di PBB: Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyampaikan kecaman keras terhadap serangan udara yang dilancarkan Israel terhadap rumah sakit, tempat ibadah, serta pengusiran warga Gaza. Retno menegaskan bahwa tindakan ini sama halnya dengan hukuman kolektif yang menimpa rakyat Palestina. Dalam pandangannya, serangan semacam ini tidak hanya menargetkan infrastruktur, tetapi juga menghancurkan kehidupan warga sipil yang tidak berdosa.
Desakan Indonesia Terhadap Dewan Keamanan PBB
Indonesia, melalui Retno Marsudi, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikan perang yang tengah berkecamuk antara kelompok militan Hamas, Palestina, dan Israel di Jalur Gaza. Menurut Retno, setiap detik yang terbuang tanpa tindakan konkret hanya akan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza. Dalam High Level Open Debate di PBB pada Selasa, 24 Oktober di New York. Retno menyerukan pentingnya tanggung jawab Dewan Keamanan untuk menjaga perdamaian dan keamanan global.
Seruan untuk Mengakhiri Kekerasan dan Mencegah Perang Berkepanjangan
Retno Marsudi menyoroti kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam menghasilkan resolusi yang dapat menghentikan kekerasan antara Israel dan Hamas. Ia mengingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab besar untuk mencegah perang berkepanjangan. Dengan tidak boleh membiarkan salah satu pihak untuk melanjutkan konflik ini tanpa batas. “Apa kita akan diam saja melihat kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi?” tanyanya dengan lantang.
Kekerasan yang Berkepanjangan dan Jumlah Korban yang Terus Meningkat
Sejak 7 Oktober, Gaza terus-menerus menjadi sasaran serangan udara Israel sebagai balasan atas serangan mendadak yang dilancarkan oleh Hamas ke kota-kota Israel. Korban dari kedua belah pihak terus bertambah. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hingga 25 Oktober 2024, lebih dari 5.791 warga Palestina tewas akibat serangan tersebut. Dengan mayoritas korban adalah warga sipil, termasuk 2.055 anak-anak dan 1.119 perempuan.
Hak Veto dan Kegagalan Resolusi PBB
Retno juga menyoroti bagaimana penggunaan hak veto oleh beberapa negara anggota Dewan Keamanan PBB seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, telah menghalangi usulan resolusi yang didukung oleh 12 anggota lainnya. Resolusi ini dirancang untuk mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan. Namun, ketiga negara tersebut menolak karena merasa bahwa resolusi tersebut tidak mengakomodasi hak Israel untuk membela diri.
Serangan Terhadap Fasilitas Publik dan Penghentian Pasokan Esensial
Indonesia Minta di PBB: Desakan untuk Akhiri Konflik Israel-Hamas. Retno menganggap serangan terhadap fasilitas publik seperti rumah sakit dan tempat ibadah. Serta penghentian pasokan esensial seperti air, bahan bakar, dan listrik. Sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Menurutnya, tindakan semacam ini tidak hanya membahayakan kehidupan jutaan warga Gaza, tetapi juga memperburuk bencana kemanusiaan yang sudah parah.
Panggilan untuk Aksi Nyata dan Pembebasan Warga Sipil
Indonesia Minta di PBB: Desakan untuk Akhiri Konflik Israel-Hamas, Indonesia terus mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikan perang di Gaza, menyerukan gencatan senjata. Membuka akses terhadap bantuan kemanusiaan, dan membebaskan warga sipil yang menjadi korban penangkapan serta pengusiran. Retno menegaskan, “Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, berapa banyak nyawa yang harus dikorbankan sebelum ada langkah konkret dari Dewan Keamanan?”
Mobilisasi Dukungan Internasional oleh Indonesia
Sebagai bagian dari upaya diplomasi internasional, Indonesia juga meminta dukungan dari berbagai organisasi global seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ASEAN, dan anggota D-8. Retno menyerukan agar semua negara ini bersatu dalam satu suara untuk menghentikan kekerasan dan fokus pada penyelesaian bencana kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Akses Bantuan Kemanusiaan yang Tertutup dan Krisis Kebutuhan Dasar
Salah satu perhatian utama Retno adalah sulitnya akses bantuan kemanusiaan ke Gaza akibat perang yang berkecamuk. Lebih dari dua juta warga Gaza saat ini menghadapi ancaman serius karena tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan. Retno mengkritik keras kurangnya tindakan internasional untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan yang aman.
Pentingnya Solusi Dua Negara dalam Konflik Israel-Palestina
Indonesia Minta di PBB: Desakan untuk Akhiri Konflik Israel-Hamas, Retno juga menekankan pentingnya solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Ia menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk menggunakan kekuatan mereka demi kepentingan kemanusiaan dan memastikan bahwa rakyat Palestina mendapatkan hak dan perlakuan yang setara. “Kita semua manusia, kita semua berhak memiliki rumah,” kata Retno, merujuk pada penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina akibat konflik ini.
Upaya Indonesia di Majelis Umum PBB
Selain berfokus pada Dewan Keamanan PBB, Indonesia juga berupaya memastikan bahwa isu Palestina terus mendapatkan perhatian di forum-forum internasional, termasuk dalam sidang Majelis Umum PBB. Retno menegaskan bahwa keputusan di Dewan Keamanan PBB lebih mengikat secara hukum, namun demikian. Indonesia tetap memanfaatkan platform Majelis Umum PBB untuk meningkatkan visibilitas politik dari krisis ini.
Kekejaman terhadap Jurnalis dalam Konflik Gaza
Dalam konflik yang terus berlarut ini, jurnalis juga menjadi salah satu pihak yang menjadi korban. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) melaporkan bahwa setidaknya 23 jurnalis tewas antara 7 hingga 23 Oktober. CPJ menyatakan bahwa pembunuhan jurnalis adalah pelanggaran mendasar terhadap hukum hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional, termasuk Konvensi Jenewa.
Seruan Global untuk Mengakhiri Konflik Gaza
Melalui berbagai langkah diplomasi, Indonesia berharap dapat menggerakkan komunitas internasional untuk mengambil tindakan nyata dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Dengan seruan yang kuat untuk gencatan senjata dan penghentian kekerasan, Indonesia terus berkomitmen untuk mengupayakan perdamaian di Timur Tengah. Demi menyelamatkan nyawa warga sipil dan mewujudkan stabilitas yang berkelanjutan.